“Kabupaten Wakatobi yang selama ini telah dikenal sebagai daerah
tujuan pariwisata bahari, tidak bisa dipungkiri bahwa wisatawan baik
domestic maupun mancanegara kedepan akan keluar masuk di Wakatobi.
Dengan masuk keluarnya wisatawan itu, tentu akan bersamaan pula dengan
masuknya budaya-budaya luar yang dikhawatirkan bakal merusak adat
istiadat yang merupakan cirri khas daerah Wakatobi,” terang Ryha Madi,
saat melakukan reses di Wakatobi beberapa waktu lalu.

Untuk itu imbuhnya, pemerintah dan masyarakat sejak dini harus
melakukan upaya-upaya pencegahan sebelum terlambat. Pencegahan yang
dimaksud yakni dengan mengarahkan wisatawan masuk agar memahami budaya
yang berlaku di Wakatobi. “Wisatawan yang masuk harus diarahkan bahwa
di Wakatobi ada budaya yang tidak bisa dilakukan,”

Kemudian, pemerintah juga sejak dini hars memberlakukan pendidikan
karakter sehingga jika suatu saat nanti gelombang wisatawan membludak
ke Wakatobi sudah ada penangkalnya. Dan dalam pendidikan karakter
tersebut, semua tokoh masyarakat mau tidak mau harus dijadikan guru
pendidik, ucap politisi asal Partai Bintang Reformasi (PBR) tersebut.

Ia juga mengatakan, satu hal terpenting juga dalam rangka menangkal
masuknya budaya luar sekaligus untuk memberikan efek jera baik itu
kepada masyarakat local maupun orang yang berkunjung ke Wakatobi yakni
dengan memberlakukan hokum adat. “Hukum ada harus diberlakukan,”
tutupnya. (rin)

 

 

 

Nama	:
Email	:
komentar	:
Kode Verifikas	: