Kesra / Pendidikan
10 April 2013
SMPN 14 Baubau Perlu Bangunan Baru
BAUBAU, Baubaupost.com - Kondisi SMPN 14 Baubau yang sebelumnya adalah SMP Satu Atap Betoambari yang terletak di Kelurahan Sula'a, Kecamatan Betoambari memang memprihatinkan. Mengatasi hal tersebut menurut Kadis Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Baubau, Drs.Masri, saat di temui diruang kerjanya, Senin (8/4), perlu lahan untuk membangun sekolah baru.
"Kepala sekolahnya juga sudah bicarakan itu beberapa waktu lalu, dan saya sampaikan coba cari lahan di Sula'a untuk bisa dibangunkan sekolah,"jelasnya.
Namun, untuk membangun sekolah baru harus menunggu anggaran tahun berikutnya. Sebelum dibangun, lanjut Drs.Masri, pihak sekolah bisa berlakukan jadwal pagi dan siang.
Perlu diketahui lokasi SMPN 14 Baubau merupakan lokasi SDN Topa, selain itu sekolah tersebut hanya memiliki lima ruang belajar. Terdapat satu ruangan terpaksa disulap menjadi dua kelas dengan menggunakan tripleks. Tak hanya itu ruang penunjang lainnya seperti ruang osis, laboratorium seperti pada sekolah umumnya tidak ada.
Sekitar 90 siswa bersekolah disitu. Tiap harinya mereka harus belajar dengan jumlah kursi yang minim, terkadang satu kursi digunakan untuk dua orang, bahkan kursi plastik milik guru pun kerap digunakan siswanya untuk belajar.
Sementara itu, Dikmudora telah memberitahukan kepada Kepala Sekolah yang ada di Kota Baubau segera melaporkan kekurangan baik tenaga guru, maupun fasilitas penunjang proses belajar mengajar di sekolah masing-masing.
"Kalau ada data itu kita bisa lihat sekolah mana yang perlu dibenahi, tetapi laporan yang masuk tidak sertamerta langsung dilaksanakan, tetapi dianggarkan terlebih dahulu,"tambahnya.(HASIRUN)
Namun, untuk membangun sekolah baru harus menunggu anggaran tahun berikutnya. Sebelum dibangun, lanjut Drs.Masri, pihak sekolah bisa berlakukan jadwal pagi dan siang.
Perlu diketahui lokasi SMPN 14 Baubau merupakan lokasi SDN Topa, selain itu sekolah tersebut hanya memiliki lima ruang belajar. Terdapat satu ruangan terpaksa disulap menjadi dua kelas dengan menggunakan tripleks. Tak hanya itu ruang penunjang lainnya seperti ruang osis, laboratorium seperti pada sekolah umumnya tidak ada.
Sekitar 90 siswa bersekolah disitu. Tiap harinya mereka harus belajar dengan jumlah kursi yang minim, terkadang satu kursi digunakan untuk dua orang, bahkan kursi plastik milik guru pun kerap digunakan siswanya untuk belajar.
Sementara itu, Dikmudora telah memberitahukan kepada Kepala Sekolah yang ada di Kota Baubau segera melaporkan kekurangan baik tenaga guru, maupun fasilitas penunjang proses belajar mengajar di sekolah masing-masing.
"Kalau ada data itu kita bisa lihat sekolah mana yang perlu dibenahi, tetapi laporan yang masuk tidak sertamerta langsung dilaksanakan, tetapi dianggarkan terlebih dahulu,"tambahnya.(HASIRUN)
Dibaca 13 kali
KOMENTAR BERITA
Pendidikan
