Feature
23 Nopember 2011
Kolagana Dusun Terpencil di Kota Baubau
Warga Belum Bisa Konsumsi Air Bersih Padahal Proyek Perpipaan Sudah Masuk
 
CARI AIR BERSIH: La Ipu Warga Dusun Kolagana, Kelurahan Palabusa, Kecamatan Lealea, Kota Baubau masih bersusah payah naik-turun gunung mengambil air yang layak dikonsumsi. Foto Ardi
ARDI, BAUBAU KEHIDUPAN warga di Dusun Kolagana, Kelurahan Palabusa, Kecamatan Lealea rupanya masih diperhadapkan dengan persoalan air bersih yang layak dikonsumsi. Padahal akses jalan untuk sampai ke dusun terujung di Kota Baubau itu sangat mudah, karena jalan sudah sudah diaspal. Juga ada sudah ada proyek perpipaan yang masuk, namun air PDAM itu tak pernah mengalir.

TIGA buah jerigen masing-masing berukuran lima liter digantung pada sebilah bambu berukuran kurang lebih 1.5 meter. Bambu itu diletakan mantap pada Bahu kanan seorang laki-laki yang usiannya belum terlalu tua, baru berumur 42 tahun. Di dusun Kolagana dia dikenal dengan nama La Apu. Sebenarnya dia berasal dari desa seberang yaitu kampung uncume yang harus ditempuh dengan menyeberangi laut.

La Ipu sudah merasakan asam- garam bagaimana rasanya tinggal di Kolagana, sebuah dusun terpencil yang ada di Kota Baubau. "38 tahun saya mendiami tempat ini, nanti tahun 2010 baru dibukan jalan dan masuk pipa air bersih dari perusahaan air minum daerah (PDAM)," demikian sepenggal kalimat yang keluar dari bibirnya yang tipis dan kering.


Masih terpantau dari pandanganku, tak jauh dari tempat La Ipu berdiri, anak-anak kira-kira berusia 6-10 tahunan, juga ada wanita paruh baya berjalan sambil memegang jerigen, namun kali ini dari arah berlawanan. Tiap hari kesibukan mencari air bersih sudah menjadi kebiasaan warga di dusun itu.

Memang, kampung itu dua tahun lalu pernah saya masuki, tepatnya tahun 2009. Perubahan yang ada dalam kampung itu hampir tidak berubah. Lihat saja, rumah-rumah penduduknya rata-rata masih semi permanen. Kalau pun ada yang permanen, juga tidaj tuntas serta jumlah rumah permanen masih bisa dihitung jari. Tahun 2009 jalan dari kelurahan induk menuju pusat dusun belum teraspal. Sehingga praktis waktu itu Kolagana merupakan dusun yang terisolir di tengah kota.

Dua tahun yang lalu itu juga selain infrastruktur jalan yang minim, juga sumber air bersih tidak ada dan yang paling penting sekolah tempat mendidik anak bangsa juga tidak tersedia. Anak-anak penduduk itu pun terpaksa harus rela bersusah payah jalan kaki sejauh kurang lebih 2-3 kilometer untuk bersekolah di kelurahan induk di Palabusa.

Namun, tahun 2011 sudah ada perbaikan sejumlah infrastruktur misalnya jalan beraspal menuju ke pusat dusun itu sudah terbuka lebar. Begitu juga dengan sarana pendidikan sudah berdiri ditengah dusun dengan membuka sekolah satu atap. Pipa PDAM juga tertanam rapi dalam tanah melewati sedikitnya 100 rumah penduduk. "Sayangnya, jaringan pipa PDAM itu rupanya hanya simbol. Kami belum merdeka dari sisi air bersih ini," tutur La Ipu.

Penderitaan La Ipu yang harus mencari air sejauh 1 kilometer dengan menuruni gunung, mewakili ratusan penderitaan warga di dusun itu. Hanya untuk mencari air untuk layak dikonsumsi saja mereka harus menghabiskan waktunya 6 jam per hari. Apalagi kalau air yang didapatkan itu ternyata masih terasa hambar karena masih mengandalkan air pasang dari laut.

"Tahun lalu, ketika pipa PDAM masuk desa ini, air bersih mengalir tiga kali dalam seminggu. Namun itu tidak berlangsung lama, pasokan air bersih itu tidak berlanjut lagi. Ya kami terpaksa kembali lagi harus naik-turun gunung untuk mendapatkan air layak konsumsi," ujar La Ipu.

Kolagana dan dusun lainnya di Kota Baubau sama. Sebenarnya kalau dicermati, tidak ada persoalan lagi soal air bersih di dusun itu. Karena proyek perpipaannya sudah masuk dan sudah pernah diuji coba tidak ada kendala. Persoalannya ada ditangan PDAM Kota Baubau apakah ingin menjadwalkan air itu rutin dialirkan atau tidak. Padahal kalau mau dibuatkan bak penampung seperti yang dilakukan di perumahan BTN Palagimata, saya yakin masalah air bersih akan bisa teratasi untuk Dusun Kolagana.

La Ipu dan ratusan warga lain berharap persoalan air bersih bisa menjadi prioritas utama pemerintah setempat. Kolagana akan bisa berkembang sama dengan kelurahan lain di Kota Baubau, bila infrastruktur listrik, jalan, dan air bisa terpenuhi. (***)




 
Share |
 
Dibaca 307 kali
 
KOMENTAR BERITA
     
Nama :
Email :
komentar :
Kode Verifikas :
   
   

 

 
 
 
                                                                                                         PLTU Dianggap Merusak Rumput Laut Petani     Kapten Kapal Mengaku Tak Pernah Dapat Informasi Cuaca     Masalah Sampah Wameo Dibutuhkan Kesadaran Masyarakat     Demo di Mess Wakatobi Ricuh     Jelang Puasa, THM Akan Ditertibkan      Polling SMS Bakal Calon Walikota Baubau - 01. Wa Ode Maasra Manarfa, S.Sos, M.Si (6,89 %) - 02. LM Manaf Siruhu (8,15 %) - 03. Erick Octora Hibali, S.Sos, M.Si (1,26 %) - 04. Sairu Eba, SE (23,51 %) - 05. Amril Tamim, M.Si (0,50 %) - 06. Amiruddin, S.Sos, M.Si (11,96 %) - 07. H. Ibrahim Marsela, MM. M.Si (0,14 %) - 08. Ld Ahmad Monianse (0,24 %) - 09. Drs. H. Umar Abibu. M.Si (0,44 %) - 10. A.S Thamrin (20.83 %) - 11. Rusli, ST (10.33 %) - 12. H. La Ode Hamuri (0,24 %) - 13. Prof. Ir. H. La Sara. MS Phd (0.20 %) - 14. H. Kamil Adi Karim (0,14 %) - 15. La Ode Mustari (7,32 %) - 16. H. Suhufan, S.Ag (0,80 %) - 17. Dr. Ansir (0,17 %) - 18. La Ode Hadia (0,63 %) - 19. H La Masikamba SH MM (6,13 %) - 20. Aris Marwan Saputra. SH (0,27 %). Kirim Terus Dukungan Anda, Ketik : PILWALI (Spasi) No Urut Balon Walikota Kirim ke 9168, Contoh : PILWALI 01 (Berlaku Untuk Operator Telkomsel dan Indosat). Khusus Pengguna XL Ketik Walikota (Spasi) No Urut Balon Walikota Kirim ke 9168. Babaupos, Kritis, Lugas, Independen, Orang Cerdas Baca Baubau Pos. Untuk Berlangganan Hubungi Hp : 0852 539 90038, (Harga Bulanan Rp40.000,-/Eks - Harga Eceran Rp3.500,-/Eks)