Feature
18 Nopember 2011
Mendulang Laba Dari Mutiara, Mengais Harapan Dari Budidaya Rumput Laut
Yuhandri Hardiman, Baubau
 
JEMBATAN berbahan kayu dan papan begitu menarik dengan sentuhan yang artistik. Rupanya jembatan dengan sentuhan estetika itu bukan hanya memberi efek daya tarik yang mempesona, tetapi memiliki fungsi utama yang sangat besar maknanya bagi petani agar-agar di Kelurahan Palabusa, Kecamatan Lealea.

Teringat seperti melalui jembatan kayu pada tempat wisata bakau di Pulau Jawa. Hampir setiap ujung tak luput dari pantauan, aroma agar-agar yang mulai mengering bercampur garam. Agar-agar kering itu bergelantungan seperti cucian yang sedang dijemur di tali jemuran dan memanjang mengikuti alur jembatan.

Jembatan itu tidak memanjang seperti jembatan kapal pada umumnya, tetapi memiliki banyak ujung dan didesain menutupi teluk kecil di areal Pasar Palabusa itu. Di salah satu ujung terjauh kita bisa menyaksikan jutaan pelampung agar-agar yang terbuat dari drum dan berbagai botol kemasan air mineral.

99,9 persen warga Kelurahan Palabusa menggantungkan hidup dari budidaya agar-agar. Terbukti di bibir pantai itu dipenuhi komoditas rumput laut ini. Di sore itu, Selasa 15 November 2011 terlihat ibu rumah tangga, orang dewasa sedang mengolah agar-agar yang baru saja di panen. Di sisi lain pembudidaya agar-agar juga sibuk mengurusi agar-agar yang bergelantungan di atas permukaan air di kedalaman hanya sampai di pinggang orang dewasa itu. Agar-agar itu digantung pada sebuah tali yang diikatkan pada kedua ujung bambu yang ditancap ke permukaan pasir.

Suasana kesibukan di Kelurahan Palabusa hanyalah sebuah potret pembudidaya agar-agar. Tampak seorang gadis kecil sedang bersandar di pagar di salah satu ujung jembatan itu sambil bersendagurau dengan seseorang di kolong jembatan menggunakan sampan yang baru saja memanen agar-agarnya.

Ketika kucoba melangkah ke arah barat, melintasi salah seorang pria yang bernama Muslimin sedang asyik mengikir mutiara olahannya pada sebuah mesin gurinda. Sejak tadi aku amati, berulang kali dia memasukkan tangannya ke dalam ember putih itu dan mengeluarkan biji-biji mutiara dan mengikisnya hingga halus.

Mutiara miliknya adalah jenis olahan setengah lingkaran yang bisa digunakan untuk penghias kalung atau kerajinan seni lainnya. "Ini jenis mutiara setengah bundar untuk kalung," kata Muslimin.

Sudah lima tahun ia melakoni usaha budidaya mutiara. Cukup lumayan penghasilannya, bisa menghidupi keluarganya. Setiap tiga atau empat bulan Muslimin memanen mutiaranya dan bisa 200 biji.

Mutiara suntikan itu adalah mutiara yang dibudidaya dengan cara dipancing, yakni memasukan nukles mutiara tiruan untuk merangsang kerang menghasilkan mutiara. "Suntik itu maksudnya dimasukan umpan nukles yaitu bentuk mutiara tiruan yang kita pesan dari Jakarta, Rp 500 per biji," katanya sambil menghaluskan lempengan mutiara itu di mesin gurinda.

Muslimin biasa memsan nukles di Jakarta hingga 3.000 biji. "Lumayan untung, pasar mutiaranya cukup dijual di Baubau Rp 10 ribu per biji," katanya. Terdapat 10 pembudidaya mutiara mandiri di Kelurahan Palabusa itu.

Terdapat tiga jenis mutiara olahan ditinjau dari segi kualitas. Yakni mutiara super yang kondisi fisiknya mulus, tidak berbintik. Sedangkan mutiara tipe B adalah mutiara yang memiliki bintik. Sedangkan mutiara yang bintiknya parah, disebut mutiara tipe C atau mutiara dengan kualitas rendah.

Dasar pak Muslimin tinggal di Kelurahan yang masyarakatnya mayoritas bermatapencaharian budidaya rumput laut, dia pun rupanya juga pembudidaya rumput laut. Sambil menyelam sambil minum susu, selain memperoleh keuntungan lumayan dari mutiara olahannya, dia juga bisa mendatangkan rupiah dari hasil penjualan agar-agarnya setiap bulan. "Kalau untuk agar-agar saya bisa peroleh Rp 3 juta kotor per bulan," katanya.(**)

 
Share |
 
Dibaca 240 kali
 
KOMENTAR BERITA
01:12/17-12-11
gcPfZMle 
Apparently this is what the esteemed Willis was tlaikn' 'bout.
     
Nama :
Email :
komentar :
Kode Verifikas :
   
   

 

 
 
 
                                                                                                         PLTU Dianggap Merusak Rumput Laut Petani     Kapten Kapal Mengaku Tak Pernah Dapat Informasi Cuaca     Masalah Sampah Wameo Dibutuhkan Kesadaran Masyarakat     Demo di Mess Wakatobi Ricuh     Jelang Puasa, THM Akan Ditertibkan      Polling SMS Bakal Calon Walikota Baubau - 01. Wa Ode Maasra Manarfa, S.Sos, M.Si (6,89 %) - 02. LM Manaf Siruhu (8,15 %) - 03. Erick Octora Hibali, S.Sos, M.Si (1,26 %) - 04. Sairu Eba, SE (23,51 %) - 05. Amril Tamim, M.Si (0,50 %) - 06. Amiruddin, S.Sos, M.Si (11,96 %) - 07. H. Ibrahim Marsela, MM. M.Si (0,14 %) - 08. Ld Ahmad Monianse (0,24 %) - 09. Drs. H. Umar Abibu. M.Si (0,44 %) - 10. A.S Thamrin (20.83 %) - 11. Rusli, ST (10.33 %) - 12. H. La Ode Hamuri (0,24 %) - 13. Prof. Ir. H. La Sara. MS Phd (0.20 %) - 14. H. Kamil Adi Karim (0,14 %) - 15. La Ode Mustari (7,32 %) - 16. H. Suhufan, S.Ag (0,80 %) - 17. Dr. Ansir (0,17 %) - 18. La Ode Hadia (0,63 %) - 19. H La Masikamba SH MM (6,13 %) - 20. Aris Marwan Saputra. SH (0,27 %). Kirim Terus Dukungan Anda, Ketik : PILWALI (Spasi) No Urut Balon Walikota Kirim ke 9168, Contoh : PILWALI 01 (Berlaku Untuk Operator Telkomsel dan Indosat). Khusus Pengguna XL Ketik Walikota (Spasi) No Urut Balon Walikota Kirim ke 9168. Babaupos, Kritis, Lugas, Independen, Orang Cerdas Baca Baubau Pos. Untuk Berlangganan Hubungi Hp : 0852 539 90038, (Harga Bulanan Rp40.000,-/Eks - Harga Eceran Rp3.500,-/Eks)