KUPU-kupu kecil terbang sejengkal di atas rumput ketika kalimat tahmit kebesaran Allah dikumandangkan. Allahu Akbar....! Allahu Akbar...! Allahu Akbar Walillahilham. Idul Fitri 1431 H terasa baru beberapa menit digelar semua jiwa fitrah, ibarat bayi baru lahir dan menginjak bumi.
Yuhandri Hardiman, Wakatobi
TOMIA TIMUR, 10 September 2010, mentari pagi terasa hangat di punggung, umat Islam di sana dengan khusyu mendengarkan khutbah yang dikumandangkan. Bersaf-saf jumlahnya, semua kepala tunduk tanda konsentrasi mengikuti alur khutbah.
"Langit dan bumi menangis tatkala Ramadan pergi (Hadits Rasulullah SAW)." Tak ada suara berseliweran, tak ada air mata, hanya desahan air mancur dari kolam taman yang letaknya berada di sudut kiri depan jamaah Idul Fitri.
Suara khatib dari empat buah toa terasa menembus kalbu, aku melirik tepat di kananku, Camat Tomia Timur Najib Prasyad juga menundukkan kepala mengikuti alur khutbah di pagi itu. "Selama bulan suci Ramadan kita umat Islam meninggalkan hawa nafsu, melaksanakan ibadah tarawih dan ibadah lainnya. Hari ini kita akan berpisah dengan ratu segala bulan."
Bulan Ramadan adalah bulan turunnya Al-Quran, bulan penuh kemenangan. Banyak torehan sejarah kemenangan bertepatan dengan bulan suci Ramadan. Semua kepala masih menunduk, berjumbel jumlahnya, mulai dari saf depan hingga saf wanita paling belakang. Ruas jalan terlihat sunyi, tak satu pun kendaraan lalu-lalang, barangkali seisi kampung sementara bersila di atas tikar salat beralas kertas koran di tengah ruang yang lapang itu.
Republik Indonesia meraih kemerdekaan pada bulan suci Ramadan, tentara Islam memenangkan perang badar tatkala menahan lapar dan dahaga, Mekkah juga ditaklukkan pada bulan suci Ramadan, perang tabub, pengiriman pasukan ke Yaman, proklamasi Abbasiyah, perang Salib, semua berada pada bulan suci Ramadan. Dan.....! Perang besar adalah melawan hawanafsu.
Sedikit membanggakan melihat Tomia kali ini. Di tahun sebelumnya ruas-ruas jalan ketika menyambut Idul Fitri dipenuhi pria mabuk sambil berkecepatan tinggi mengendarai sepeda motor, hal itu tidak terjadi lagi. Suasana terasa sangat nyaman, generasi muda telah berpikiran maju. "Generasi muda adalah indikator keberhasilan, hindarkan dari mabuk-mabukan, free seks, mengkonsumsi obat terlarang dan kriminalitas lainnya," kata khatib, Marwijid SPd. Khutbah Idul Fitri Usai dibaca, jamaah mulai membubarkan diri.
Barangkali tidak hanya terjadi pada umat Islam di Tomia Timur, semua umat Islam di hari yang sama saling bersalam-salaman dan bermaaf-maafan. Pemimpin menyalami masyarakatnya, anak menyambangi kedua orang tuanya, anak bersaudara saling berpelukan, semua luluh ikhlas saling bermaaf-maafan.
Ruas jalan dan lorong-lorong dipadati kafilah jamaah Idul Fitri bergerak pulang. Sepanjang jalan masih saja orang bersalam-salaman, inilah yang disebut dengan kelengkapan untuk mensucikan diri.
Aku teringat dengan dosen matakuliah filsafat Islam yang mengatakan 11 bulan dalam setahun, hati manusia dipenuhi jutaan bintik hitam. Setiap melakukan dosa, akan muncul satu bintik hitam di hati dan jika dalam sehari 100 kali berbuat dosa, maka 100 bintik hitam akan muncul dan dalam setahun hati akan hitam mutlak. Di bulan suci ramadan, bintik hitam itu ibarat papan tulis dihapus dan bersih kembali. Lalu selepas Ramadan orang mulai berbuat dosa lagi, mulai berbohong, mulai berkata-kata kasar, mulai mengkonsumsi alkohol, dan bintik-bintik hitam mulai bermunculan kembali. Jika tak ingin hati dipenuhi bintik, hindarilah perbuatan dosa.(***)
Dibaca 102 kali
KOMENTAR BERITA