Sultra
15 April 2014
Penukaran Uang di BI Sultra Capai Rp 1,3 Miliar Perhari
KENDARI, BP - Transaksi penukaran uang di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI), Provinsi Sultra mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Penukaran uang itu didominasi pecahan Rp 20 ribu hingga hingga Rp 10 ribu, terjadi mulai tanggal 1 hingga 7 April. Tercatat setiap hari rata-rata penukaran uang recehan rupiah mencapai Rp 1, 3 miliar.
Hal itu lebih besar dibandingkan dengan penukaran sebelum musim pemilu yang hanya berkisar antara Rp 200 sampai Rp 400 juta. Humas kantor BI perwakilan Sultra, Taufik mengatakan, pelayanan penukaran uang tidak terpengaruh walaupun terjadi perubahan nominal. Sebab layanan penukaran uang merupakan kegiatan rutin yang dilakukan BI untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas rupiah, baik dari sisi kelayakan maupun denominasi (pecahan).
“Sebenarnya mulai 24 Maret penukaran uang recehan pernah mencapai Rp1,1 miliar atau 278, 45 persen, lalu tanggal berikut stabil sekitar Rp 700 juta. Nah mulai tanggal 1 April naik jadi Rp 1,3 miliar dan pada 7 April penukaran recehan meningkat hingga Rp 2, 1 miliar atau mencapai 436.30 persen dibanding bulan Maret lalu,” ungkap Taufik.
Antrian traksaksi uang pecahan Rp 20 ribu hingga Rp 5000, kata Taufik bisa mencapai puluhan orang. “ Bisa jadi ada kaitannya dengan pemilu, karena penukaran uang recehan itu terjadi tidak seperti biasanya,” jelasnya.
Namun demikian, pihaknya menghimbau kepada masyarakat untuk memastikan keaslian uang rupiah yang beredar dengan senantiasa melakukan 3D, yaitu dilihat, diraba dan diterawang. "Sehingga dapat terhindar dari kemungkinan beredarnya uang yang diduga palsu yang dapat merugikan masyarakat sendiri," tutur Taufik menambahkan. (Peliput: Kiki Andipati)
“Sebenarnya mulai 24 Maret penukaran uang recehan pernah mencapai Rp1,1 miliar atau 278, 45 persen, lalu tanggal berikut stabil sekitar Rp 700 juta. Nah mulai tanggal 1 April naik jadi Rp 1,3 miliar dan pada 7 April penukaran recehan meningkat hingga Rp 2, 1 miliar atau mencapai 436.30 persen dibanding bulan Maret lalu,” ungkap Taufik.
Antrian traksaksi uang pecahan Rp 20 ribu hingga Rp 5000, kata Taufik bisa mencapai puluhan orang. “ Bisa jadi ada kaitannya dengan pemilu, karena penukaran uang recehan itu terjadi tidak seperti biasanya,” jelasnya.
Namun demikian, pihaknya menghimbau kepada masyarakat untuk memastikan keaslian uang rupiah yang beredar dengan senantiasa melakukan 3D, yaitu dilihat, diraba dan diterawang. "Sehingga dapat terhindar dari kemungkinan beredarnya uang yang diduga palsu yang dapat merugikan masyarakat sendiri," tutur Taufik menambahkan. (Peliput: Kiki Andipati)
Dibaca 96 kali
KOMENTAR BERITA
Sultra
