Ekobis
22 Maret 2013
Pedagang Lokal di Butur Keluhkan Pedagang Luar Daerah
BUTUR, Baubaupost.com - Para pedagang lokal di pasar sentral Kabupaten Buton Utara (Butur) mengeluhkan banyaknya pedagang dari luar daerah yang datang berjualan secara berkeliling di Butur, karena berdampak pada berkurangnya omset pedagang lokal.
Salah seorang pedagang pakaian pasar sentaral Ereke, Atiarni Nai’m mengeluhkan pendapatan mereka yang berkurang pasca banyaknya pedagang luar daerah yang menjual dagangnanya di tempat dimanapun mereka sukai dengan cara berkeliling.
Keluhan lain juga kata Atiarni karena para pedagang luar daerah yang berjualan menurutnya tidak dikenai tarif retribusi, sementara mereka setiap bulan harus membayar retribusi. Untuk itu dia dan sejumlah pedagang lokal meminta Pemkab menertibkan para pedagang luar daerah.
"Bisa jadi kami gulung tikar, kalau begini kondisinya saya harus melirik usaha lain untuk meningkatkan ekonomi keluarga," ungkapnya kepada Baubau Post, Rabu (20/3).
Sementara itu Kepala Bidang Perdagangan Dinas Peridagko Kabupaten Butur, Hazimuddin Hamdan, S.Sos M.Si ketika dikomfirmasi di kediamannya mengatakan pihaknya juga pernah mensosialisasikan hal tersebut serta menertibkanjadwal pasar di sejumlah kecamatan dan desa.
"Salah satu tujuanya adalah agar penggunaan pasar yang telah dibangun pemerintah daerah bisa dimanfaatkan, ini juga agar kita mudah melakukan kontrol," katanya.
Lanjut Hazimuddin terkait banyaknya para pedagang luar daerah, dia mengkau telah berkoordinasi dengan Kabag Hukum Pemda agar dalam waktu dekat membuat regulasi berupa surat edaran bupati atau Peraturan bupati sebelum ada Perda untuk menata pedagang-pedagang liar karena disamping tidak menguntungkan daerah karena tidak ditarik retribusinya juga pedagang lokal ikut dirugikan.
"Karena itu Dinas perindag butuh payung hukum untuk menertibkan pedagang-pedagang liar ini," terangnya. (ALI JANNATIN)
Keluhan lain juga kata Atiarni karena para pedagang luar daerah yang berjualan menurutnya tidak dikenai tarif retribusi, sementara mereka setiap bulan harus membayar retribusi. Untuk itu dia dan sejumlah pedagang lokal meminta Pemkab menertibkan para pedagang luar daerah.
"Bisa jadi kami gulung tikar, kalau begini kondisinya saya harus melirik usaha lain untuk meningkatkan ekonomi keluarga," ungkapnya kepada Baubau Post, Rabu (20/3).
Sementara itu Kepala Bidang Perdagangan Dinas Peridagko Kabupaten Butur, Hazimuddin Hamdan, S.Sos M.Si ketika dikomfirmasi di kediamannya mengatakan pihaknya juga pernah mensosialisasikan hal tersebut serta menertibkanjadwal pasar di sejumlah kecamatan dan desa.
"Salah satu tujuanya adalah agar penggunaan pasar yang telah dibangun pemerintah daerah bisa dimanfaatkan, ini juga agar kita mudah melakukan kontrol," katanya.
Lanjut Hazimuddin terkait banyaknya para pedagang luar daerah, dia mengkau telah berkoordinasi dengan Kabag Hukum Pemda agar dalam waktu dekat membuat regulasi berupa surat edaran bupati atau Peraturan bupati sebelum ada Perda untuk menata pedagang-pedagang liar karena disamping tidak menguntungkan daerah karena tidak ditarik retribusinya juga pedagang lokal ikut dirugikan.
"Karena itu Dinas perindag butuh payung hukum untuk menertibkan pedagang-pedagang liar ini," terangnya. (ALI JANNATIN)
Dibaca 35 kali
KOMENTAR BERITA
Ekobis
