Penambangan yang dilakukan menggunakan perahu kayu ini sudah dilakukan warga sejak beberapa bulan yang lalu hingga saat ini, walaupun sempat mendapat berbagai kendala dalam proses penambangan pasir. Naswanto salah satu penambang pasir di kali Wajo mengaku pihak kelurahan telah memberikan izin melakukan penambangan pasir di daerah aliran sungai kali wajo, mereka tetap melakukan aktifitas penambangan pasir walau penambangan tersebut belum mendapatkan rekomendasi dari dinas Badan pengawasan dampak lingkungan dan dinas Pertambangan.

"Susah pak cari pekerjaan di kota Baubau, kami ini hanya bekerja untuk mencari sesuap nasi,"ujarnya.

Para penambang pasir tersebut mengaku telah mengalami berbagai kendala dalam melakukan aktifitas penambangan, kulit gatal-gatal, kurap, kutu air, sakit perut dan penyakit-penyakit lain." Sudah seperti ini lah resikonya berkerja di dalam air, sela-sela jari kaki sudah kudis-kudisan, kulit gatal-gatal, sakit perut, tapi, kami tetap bekerja sebab kalau kami berhenti mengambil pasir, keluarga kami mau makan apa," Ucap Naswanto.

Harga pasir di jual kepada pemborong, relatif lebih murah dibandingkan dengan harga rata-rata material pasir yang telah di jual kepada pembeli lain seperti warga atau pemerintah yang digunakan untuk pembangunan. Menurut pengakuan salah satu pemilik perahu, Pilax’s , untuk 1 perahu mereka bisa menjual sekitar Rp. 40.000 . Harga tersebut belum ditambah biaya menaikkan pasir dari perahu ke dalam Truk.

Profesi penambang pasir di Kali Wajo akan terus di jalankan. Mudah-mudahan akan terus bisa menjadi sumber mata pencaharian bagi masyarakat kelurahan Wajo, Bataraguru, dan Melai.(p5)

 

 

 

Nama	:
Email	:
komentar	:
Kode Verifikas	: