Hukum & Peristiwa
03 Oktober 2014
Debu Hypermart Mengganggu, Bapedalda Diminta Bertindak
BAUBAU, BP - Luapan debu yang diakibatkan dari pembangunan Hypermart yang hingga kini telah mengganggu proses belajar mengajar di SMPN 1 Baubau. Pihak SMPN 1 Baubau berharap Badan Penanggulangan Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Kota Baubau dapat segera bertindak.
Kepala SMPN 1 Baubau, Drs. Sahril M.M saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (26/9) mengatakan persoalan itu Bapedalda yang lebih berwewenang. "Karena memang bidangnya mereka. Apalagi persoalan ini kan telah diketauhi oleh semua pihak, jadi tidak ada alasan untuk ditutupi," ungkapnya menegaskan.
Hingga kini kata dia, pihaknya hanya bisa berbuat sebatas wewenang dan tanggung jawab sesuai tupoksi dalam lingkup sekolah saja.
"Kami hanya mengatasi persoalan yang terkait dengan program kerja sekolah saja. Salah satunya hanya bisa mengamankan apa yang ada dalam lingkungan sekolah saja, seperti menutup fentilasi semua ruangan dengan plastik, serta membersihkan dan menyiram sebagian lantai termasuk lingkungan luar kelas untuk menanggulangi terbangan debu itu," tuturnya.
Terkait pengadaan masker untuk dibagikan kepada masing-masing siswa menurut dia, hal itu bukanlah kewajiban sekolah.
"Kami sampaikan juga kepada siswa agar menggunakan masker bagi yang ada, karena memang kami tidak bisa sediakan. Terkecuali persoalan ini ditimbulkan oleh sekolah, jadi bukan tanggung jawab kami," imbuhnya.
Perihal tersebut, lantas Sahril memberikan contoh gambaran yang harus dimaknai bersama terkait persoalan yang terjadi dalam sekolahnya tersebut.
"Sedangkan truk pengangkut timbunan yang lewat dijalanan saja materialnya sudah ditutup dengan terpal, itu karena sopirnya lebih pintar sehingga bisa mengerti atas dampaknya. Toh apalagi pelaku proyek besar seperti itu yang memang waktu berjalannya membutuhkan waktu sangat lama, nah kenapa tidak melihat dampak lingkungan di sekitarnya?," keluhnya.
Olehnya itu dia berharap, kepada pihak terkait kiranya tidak berdiam diri untuk menanggapi persoalan yang erat kaitannya dengan kesehatan anak didik penerus bangsa ini.
"Kami hanya mengharapkan peran media bagaimana menyampaikan keluhan atas persoalan ini, kepada pihak terkait dimohon perhatiannya agar segera mungkin ditindak lanjuti sebelum terjadi hal-hal yang merugikan," harapnya. (#) Peliput: Basri
Hingga kini kata dia, pihaknya hanya bisa berbuat sebatas wewenang dan tanggung jawab sesuai tupoksi dalam lingkup sekolah saja.
"Kami hanya mengatasi persoalan yang terkait dengan program kerja sekolah saja. Salah satunya hanya bisa mengamankan apa yang ada dalam lingkungan sekolah saja, seperti menutup fentilasi semua ruangan dengan plastik, serta membersihkan dan menyiram sebagian lantai termasuk lingkungan luar kelas untuk menanggulangi terbangan debu itu," tuturnya.
Terkait pengadaan masker untuk dibagikan kepada masing-masing siswa menurut dia, hal itu bukanlah kewajiban sekolah.
"Kami sampaikan juga kepada siswa agar menggunakan masker bagi yang ada, karena memang kami tidak bisa sediakan. Terkecuali persoalan ini ditimbulkan oleh sekolah, jadi bukan tanggung jawab kami," imbuhnya.
Perihal tersebut, lantas Sahril memberikan contoh gambaran yang harus dimaknai bersama terkait persoalan yang terjadi dalam sekolahnya tersebut.
"Sedangkan truk pengangkut timbunan yang lewat dijalanan saja materialnya sudah ditutup dengan terpal, itu karena sopirnya lebih pintar sehingga bisa mengerti atas dampaknya. Toh apalagi pelaku proyek besar seperti itu yang memang waktu berjalannya membutuhkan waktu sangat lama, nah kenapa tidak melihat dampak lingkungan di sekitarnya?," keluhnya.
Olehnya itu dia berharap, kepada pihak terkait kiranya tidak berdiam diri untuk menanggapi persoalan yang erat kaitannya dengan kesehatan anak didik penerus bangsa ini.
"Kami hanya mengharapkan peran media bagaimana menyampaikan keluhan atas persoalan ini, kepada pihak terkait dimohon perhatiannya agar segera mungkin ditindak lanjuti sebelum terjadi hal-hal yang merugikan," harapnya. (#) Peliput: Basri
Dibaca 59 kali
KOMENTAR BERITA
Hukum & Peristiwa
