Opini
27 Desember 2013
Jalan Poros Mawasangka-Wamengkoli Jadi Petaka
 
Adnan, Mahasiswa fakultas Hukum Unismuh Buton
TAMPAKNYA harapan masyarakat terhadap pemerintah Kabupaten Buton maupun pemerintah Provinsi Sultra untuk merehabilitasi (mengaspal, red) jalan poros Mawasangka-Wamengkoli, Kabupaten Buton hanya menjadi angan semata. Sudah bertahun-tahun jalan sepanjang kurang lebih 68 kilometer itu belum pernah diperbaiki, sehingga lubang-lubangnya sudah seperti kolam mati pada saat musim panas dan bila musim hujan telah menjadi tempat permandian sapi dan bebek.

Kini, masyarakatpun sudah tidak ada lagi yang mengingat, kapan pengaspalan terakhir, dilakukan di jalan tersebut. Sepertinya, jalan itu telah menjadi malapetaka bagi masyarakat Mawasangka serta lainnya, khususnya pengendara yang melintasi jalan itu. Kenapa tidak, ketika hendak melintasinya harus berpikir panjang dulu, layaknya menghadapi musibah besar.

Yang perlu diketahui, bukan hanya sekedar menghambat lancarnya perputaran perekonomian, namun jalan itu sudah banyak memakan korban. Tidak sedikit pengendara yang terjatuh saat melintasi jalan tersebut.
Ironisnya lagi, bila mengantar orang sakit ke RSUD Baubau, terkadang meninggal ketika masih di perjalanan, akibat jalan yang sudah tidak memberikan kenyamanan.

Siapa sebenarnya yang harus bertanggung jawab atas perbaikan jalan ini. Apakah pemerintah Kabupaten Buton, pemerintah Provinsi Sultra atau masyarakat sendiri?

Melalui media cetak maupun media elektronik, Buton selalu dibangga-banggakan sebagai penghasil aspal yang berkualitas. Bahkan, katanya aspalnya sudah diekspor hingga keluar negeri.

Menurut saya, ini sangat memalukan kalau daerah Buton sendiri jalannya tidak diaspal. Alangkah baiknya, aspal Buton jangan dulu diekspor ke luar negeri, gunakan dulu untuk mengaspal jalan poros Mawasangka-Wamengkoli yang sudah puluhan tahun menjadi malapetaka masyarakat ini.

Keluhan masyarakat bukan komedi, bukan sandiwara "Brama Kumbara" yang hanya didengar layaknya mendengar siaran radio dan menonton TV, bukan cerita dongeng untuk membuat anda tertidur pulas. Namun, ini merupakan jeritan yang perlu diperjuangkan.

Sepertinya, pemerintah Kabupaten Buton maupun pemerintah Provinsi Sultra tidak perlu lagi menunggu masyarakat untuk meneriakan perbaikan jalan ini ke Kantor Bupati Buton atau ke Provinsi Sultra.

Tidak ada harapan lain, masyarakat Mawasangka meminta, kini pemerintah Kabupaten Buton dan Provinsi Sultra melahirkan itikad baiknya, yakni secepatnya mengaspal jalan poros Mawasangka-Wamengkoli agar penderitaan masyarakat, khususnya yang melintasi jalan tersebut segera berakhir. (Penulis: Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Buton), Oleh: Adnan
 
Share |
 
Dibaca 396 kali
 
KOMENTAR BERITA
02:05/25-05-14
H3rSPvFf6Ch5 
ai dreptate dar, cum ziaecm, picatura care umple paharul . Uneori niste bieti 16% sunt suficienti ca sa rupa un echilibru fragil (fragil asa cum spuneai tu din cu totul alte motive decat financiare).Cu emigratul, ai si n-ai dreptate. Intr-o vreme acum cativa ani se pleca pe capete in Cipru si Cehia, evident ca diferentele nu erau de 100-200% ci substantial mai mici. Intr-un singur an din echipa unui client cu care lucram [sub 20 de oameni per total] au plecat 5 oameni din tara si au plecat fo
     
Nama :
Email :
komentar :
Kode Verifikas :
   
   

 

 
 
 
 
                                                                                                         Dua Jambret Diamuk Massa, Satu Orang Tewas     Sekda Baubau Dinilai Gagal Menjalankan Tugas     Perkara Perdata Sultan Buton Tidak Pengaruhi Eksistensi Lembaga Adat     Terminal Lakologou Nan Gersang     Dirgahayu Veteran RI, Pengorbananmu Tak Lekang Oleh Waktu      Alamat Redaksi, JL Yos Soedarso, Kota Baubau Sultra. Lantai II Umna Wolio Plaza. BERLANGGANAN/IKLAN .::. Tlp. 0402-282115 - HP - 0815 2480 5731 Kirim SMS (BERLANGGANAN (SPASI) NAMA (SPASI) ALAMAT JELAS.