Opini
04 Nopember 2011
Sinergitas PNPM Mandiri Perkotaan di Kota Baubau Sulawesi Tenggara
Dahrul Dahlan *)
PNPM Mandiri Perkotaan/P2KP merupakan salah satu program berbasis pemberdayaan masyarakat melalui upaya pembelajaran sehingga mereka mampu untuk mengelola dan bertanggung jawab atas program pembangunan dalam komunitasnya. Program yang telah berjalan tersebut sudah cukup menjadi familiar di kota baubau, karena telah mendukung sejumlah bantuan berskala kecil melalui komponen Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang akan di implementasikan dalam rangkaian pengembangan kapasitas masyarakat, yang pelaksanaannya harus di sesuaikan dengan karateristik dan kemampuan masyarakat setempat sesuai ususlan kegiatan yang ada dalam dokumen PJM program Penanggulangan Kemiskinan (Pronangkis) kelurahan yang dilakukan melalui tiga jenis kegiatan pokok yaitu infrastruktur, sosial dan ekonomi yang dikenal dengan sebutan TRIDAYA.
Salah satu agenda penting di tingkat masyarakat Kota Baubau terkait pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan adalah kegiatan pengembangan kapasitas individu masyarakat, pada tataran pelaksanaan di masyarakat kegiatan pengembangan kapasitas tersebut meliputi proses sosialisasi, pelatihan dan pelaksanaan siklus pemberdayaan. Dalam implementasinya ketiga kegiatan tersebut akan terus berjalan dan berkesinambugan karena yang diharapkan dari pemberdayaan adalah pembiasaan masyarakat dalam pembangunan yang partisipatif dan peran serta masyarakat dapat menjadi budaya dalam kehidupan sehari-harinya.
Dalam kondisi yang ideal proses sinergitas dan pengembangan kapasitas masyarakat harus dijalankan dengan menyesuaikan kemampuan dan karakteristik masyarakat setempat, sehingga bisa jadi proses tersebut memerlukan waktu dan pendekatan yang berbeda-beda antar satu komunitas dengan lainnya. Untuk memberikan pemahaman dan mengajak masyarakat dalam partisipasi demi kemajuan mereka sendiri juga tidak bisa disamarkan antara satu anggota masyarakat dengan anggota masyarakat yang lain, hal ini disebabkan karena latar belakang pemikiran yang beragam yang dipengaruhi oleh status sosial, jenis kelamin, usia, pekerjaan dan tingkat pendidikan. Oleh karena itu derajat keberadayaan masyarakat akan sangat bervariasi meskipun proses pengembangan kapasitas yang ada dilakukan dengan pendekatan yang sama dan dalam waktu yang bersamaan.
Oleh karena itu, sejak berjalannya program pemberdayaan ini tahun 2004 hingga 2011 telah memberikan kontribusi dan manfaat positif bagi masyarakat Kota Baubau khususnya masyarakat kurang mampu yang bermukim di seluruh wilayah kecamatan se-Kota Baubau. Untuk memaksimalkan capaian program tersebut, maka pihak Pemerintah Pemberdayaan Masyarakat (PNPM mandiri Perkotaan) tersebut dengan lebih menekankan pada upaya penanggulangan kemiskinan secara terpadu melalui sinergitas kelembangan termasuk didalamnya penguatan jaringan koordinasi, komunikasi, dan kerja sama antara stakeholders baik pemerintah kota Baubau, Masyarakat, Kelompok Peduli (LSM, Swasta, Perguruan Tinggi, Pers dan lain-lain). Dan keberhasilan dari pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan/ P2KP di kota Baubau akan sangat di tentukan oleh komitmen dan dukungan seluruh pelaku untuk tetap konsisten menegakkan prinsip transparansi dan akuntabilitas sejalan dengan prinsip-prinsip Good Govermance. Oleh karena itu seluruh stakeholders harus secara terbuka dan aktif untuk saling mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan ini terutama mengawasi dana BLM sebagai stimulan yang pemanfaatannya harus tepat sasran dan memberikan skala prioritas bagi masyarakat kurang mampu dalam rangka upaya pencapaian sasaran Millenium Development Goals (MDGs) dan peningkatan Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM).(**)
*) Staf Dinas Cipta Karya Kota Baubau
Dalam kondisi yang ideal proses sinergitas dan pengembangan kapasitas masyarakat harus dijalankan dengan menyesuaikan kemampuan dan karakteristik masyarakat setempat, sehingga bisa jadi proses tersebut memerlukan waktu dan pendekatan yang berbeda-beda antar satu komunitas dengan lainnya. Untuk memberikan pemahaman dan mengajak masyarakat dalam partisipasi demi kemajuan mereka sendiri juga tidak bisa disamarkan antara satu anggota masyarakat dengan anggota masyarakat yang lain, hal ini disebabkan karena latar belakang pemikiran yang beragam yang dipengaruhi oleh status sosial, jenis kelamin, usia, pekerjaan dan tingkat pendidikan. Oleh karena itu derajat keberadayaan masyarakat akan sangat bervariasi meskipun proses pengembangan kapasitas yang ada dilakukan dengan pendekatan yang sama dan dalam waktu yang bersamaan.
Oleh karena itu, sejak berjalannya program pemberdayaan ini tahun 2004 hingga 2011 telah memberikan kontribusi dan manfaat positif bagi masyarakat Kota Baubau khususnya masyarakat kurang mampu yang bermukim di seluruh wilayah kecamatan se-Kota Baubau. Untuk memaksimalkan capaian program tersebut, maka pihak Pemerintah Pemberdayaan Masyarakat (PNPM mandiri Perkotaan) tersebut dengan lebih menekankan pada upaya penanggulangan kemiskinan secara terpadu melalui sinergitas kelembangan termasuk didalamnya penguatan jaringan koordinasi, komunikasi, dan kerja sama antara stakeholders baik pemerintah kota Baubau, Masyarakat, Kelompok Peduli (LSM, Swasta, Perguruan Tinggi, Pers dan lain-lain). Dan keberhasilan dari pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan/ P2KP di kota Baubau akan sangat di tentukan oleh komitmen dan dukungan seluruh pelaku untuk tetap konsisten menegakkan prinsip transparansi dan akuntabilitas sejalan dengan prinsip-prinsip Good Govermance. Oleh karena itu seluruh stakeholders harus secara terbuka dan aktif untuk saling mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan ini terutama mengawasi dana BLM sebagai stimulan yang pemanfaatannya harus tepat sasran dan memberikan skala prioritas bagi masyarakat kurang mampu dalam rangka upaya pencapaian sasaran Millenium Development Goals (MDGs) dan peningkatan Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM).(**)
*) Staf Dinas Cipta Karya Kota Baubau
Dibaca 40 kali
KOMENTAR BERITA
Opini