Opini
23 Agustus 2011
Diantara Dua Pilihan, Dokter-Dukun atau Pasrah
 
Lagi-lagi dunia kesehatan kita di kawasan Buton Raya kembali diuji. Dua peristiwa terakhir dalam pekan ini cukup membuat geger masyarakat di kawasan ini. Pertama soal berita dokter spesialis ahli kandungan dr Gunawan SpOg yang bertugas di RSUD Baubau yang diduga melakukan malapraktek dan kedua berita dukun yang memperkosa siswa SMP di Kabupaten Muna.

Kabar pertama, sang dokter berhasil menyelamatkan anaknya melalui jalan operasi. Akan tetapi ibunya tidak dapat diselamatkan. Sang dokter pun belum memberikan penjelasan kepada publik apa gerangan yang membuat ibu muda itu sampai pendarahan melalui alat vitalnya. Pesan singkat pada ponsel saya pada beberapa teman yang membaca berita itu meminta redaksi kami agar kembali mengkonformasi dokter bersangkutan agar memberi penjelasan atas masalah itu.

Trauma kegagalan operasi itu, rupanya bukan hanya trauma yang dialami oleh kuarga yang tinggalkan sang ibu muda itu, tapi kini sudah menjadi trauma para ibu yang merasa terancam jiwanya bila mencoba melahirkan di RSUD Baubau yang dinilai lamban menangani masalah kesehatan. Contohnya, ibu muda yang mau melahir asal Lakologou baru bisa ditangani dokter RSUD 5 jam sejak dia masuk RSUD.

Sama halnya dengan tindakan seorang dukun cabul di Kabupaten Muna. Tanpa rasa malu, dia memperkosa anak SMP yang mau berobat padanya. Anak itu diperkosa hingga hamil sudah tujuh bulan. Kasus inipun sudah dilaporkan ke polisi, namun sayang lagi-lagi aparat kepolisian belum melakukan penangkapan terhadap dukun cabul itu.

Ini dua pelajaran penting bagi kita semua. Sebagai RSUD rujukan di kawasan Buton Raya, sudah seharusnya pelayanan ditingkatkan. Bila diduga ada penyimpangan seharusnya masyarakat diberi penjelasan, minimal pihak RSUD atau dokter bersangkutan. Begitu juga soal tindakan dukun cabul atau apalah sebutannya, sebaiknya segera diamankan.

Kalau tenaga kesehatan sudah tidak profesional dan pengobatan alternatif seperti dukun sudah mengancam moral, kira-kira masyarakat kalau sakit mau mengadu kemana, dokter atau dukun? saya kira kalau model pelayanan kesehatan di daerah ini tidak segera dirubah dengan meningkatkan kualitas SDM, masyarakat kalau sakit akhirnya berada diantara dua pilihan yaitu dokter-dukun atau pasrah hingga sakit merenggut nyawa. (***)
 
Share |
 
Dibaca 40 kali
 
KOMENTAR BERITA
     
Nama :
Email :
komentar :
   

 

 
 
 
    PNS Mangkir Bakal Kena Sanksi     BB kayu Hitam Hilang, Kinerja Dishut Butur Dipertanyakan     Alumni SMA Negeri 1 Baubau Angkatan 1995 Harus Solid     Memilih Walikota = Memilih Jodoh     Petugas Pol PP Muna Kecolongan     DPRD Muna Pertanyakan Pembayaran Bonus Atlit dan Pelatih     Wakatobi Dive Resort Pecat Karyawan     Adik Konseptor Pantai Kamali Siap Bertarung di Pilwali Baubau     Ali Mazi Kembali Siap Bertarung Jadi Gubernur Sultra     Ketidakfasihan Dr Ansir Ramai Didiskuskikan di Facebook     Camat Tomia Persatukan Tiga Desa di Shalat Idul Fitri     Buku-Buku di Perpusda Wakatobi Tonjolkan Pribadi Penulis     RSUD Siapkan Dokter Spesialis Antar Waktu     Ziarah Kubur Agenda Utama     Tim Sar Siaga di Pantai Nirwana